BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kecepatan
informasi dan mobilitas manusia di era modernisasi saat ini begitu tinggi
sehingga terjadi hubungan social dan budaya. Hubungan social antar manusia
dirasakan menurun akhir – akhir ini, bahkan kadang- kadang hanya sebatas
imitasi saja. Padahal bangsa Indonesia yang mempunyai / menjunjung tinggi adat
ketimuran sangat memperhatikan hubungan social ini. Dengan demikian kita patut
waspada dari kehilangan identitas diri tersebut. Perubahan yang terjadi tadi
dapat membuat rasa bingung karena muncul rasa tidak pasti antara moral,
norma,nilai – nilai dan etika bahkan juga hokum. Menurut Dadang Hawari ( 1996 )
hal – hal tersebut dapat menyebabkan perubahan psikososial, antara lain : pola
hidup social religious menjadi materialistis dan sekuler. Nilai agama dan
tradisional diera modern menjadi serba boleh dan seterusnya.
Perubahan –
perubahan yang dirasakan dapat mempengaruhi tidak hanya fisik tapi juga mental,
seperti yang menjadi standar WHO ( 1984 ) yang dikatakan sehat tidak hanya
fisik tetapi juga mental,social dan spiritual. Standar sehat yang disampaikan
oleh WHO tersebut dapat menjadi peluang besar bagi perawat untuk berbuat
banyak, karena perawat mempunyai kesempatan kontak dengan klien selama 24 jam
sehari. Olehnya itu dalam tulisan ini kami bermaksud mebahas tentang dimensi
spiritual, dimensi spiritual dalam kesehatan, konsep dalam memberikan asuhan
keperawatan spiritual dan proses keperawatan dalam dimensi spiritual.
Keperawatan
sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud
kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam
tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka
keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.
Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan.
B. Tujuan
1.
Mengetahui ruang lingkup keperawatan jiwa, keluarga
dan komunitas
2.
Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan jiwa, keluarga
dan komunitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keperawatan Jiwa
1.
Definisi
Keperawatan jiwa adalah
pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu
keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial
yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan
menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik
dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses
keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah
kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas).
Prinsip keperawatan jiwa
terdiri dari empat komponen yaitu manusia,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
2.
Ruang Lingkup Keperawatan Jiwa
Perawat
jiwa memberikan perawatan sepanjang rentang asuhan. Perawatan ini meliputi
intervensi yang berhubungan dengan pencegahan primer, sukunder, dan tersier.
a. Pencegahan
primer
pencegahan primer
adalah intervensi biologi, social, atau psikologis yang bertujuan meningkatkan
kesehatan dan kesejahtraan atau menurunkan insiden penyakit dimasyarakat dengan
mengubah factor-faktor penyebab sebelum membahayakan. Pengkajian kebutuhan akan
tindakan keperawatan preventif termasuk identifikasi :
1) Faktor
resiko yang apabila ada pada diri seseorang membuatnya lebih cendrung mengalami
gangguan
2) Faktor
pelindung yang meningkatkan respos individu terhadap stress
3) Populasi
target individu yang rentan meengalami gangguan jiwa atau yang mumgkin
menunjukkan respon koping maladaptive terhadap stressor spesifik atau factor
resiko.
b. Pencegahan
sukunder
Pencegahan sukunder
termasuk menurunkan prevalensi gangguan. Aktiviras pencegahan sukunder meliputi
penemuan kasus dini, skrining, dan pengobatan efektif yang cepat. Intervebsi
krisis adalah suatu modalitas yang terapi pencegahan sukunder yang penting.
c. Pencegahan
Tersier
Aktivitas pencegahan
tersier mencoba untuk mengurangi beratnya gangguan dan disabilitas yang
berkaitan.
d. Rehabilitasi
Adalah oroses yang memungkinkan individu untuk kembali ketingkat fungsi setinggi mungkin. Rehabilitasi jiwa berkembang dari kebutuhan untuk menciptakan kesempatan bagi individu yang didiagnosis mengalami gangguan jiwa berat, agar dapat hidup, belajar dan bekerja dilingkungan masyarakat yang mereka pilih. Rehabilitasi mengajukan bahwa penderita gangguan jiwa harus dianggap sama seperti individu yang mengalami disabilatasi. Sama seperti disabilitasi yang mengalami gangguan fisik, individu yang mengalami disabilitas jiwa membutuhkan pelayanan dalam rentang yang luas, sering kali dalam waktu yang lam. Rehabilitasi jiwa menggunakan pendekatan berpusat pada individu, orang ke orang yang berbeda dengan model pelayanan medis tradisioanal.
Adalah oroses yang memungkinkan individu untuk kembali ketingkat fungsi setinggi mungkin. Rehabilitasi jiwa berkembang dari kebutuhan untuk menciptakan kesempatan bagi individu yang didiagnosis mengalami gangguan jiwa berat, agar dapat hidup, belajar dan bekerja dilingkungan masyarakat yang mereka pilih. Rehabilitasi mengajukan bahwa penderita gangguan jiwa harus dianggap sama seperti individu yang mengalami disabilatasi. Sama seperti disabilitasi yang mengalami gangguan fisik, individu yang mengalami disabilitas jiwa membutuhkan pelayanan dalam rentang yang luas, sering kali dalam waktu yang lam. Rehabilitasi jiwa menggunakan pendekatan berpusat pada individu, orang ke orang yang berbeda dengan model pelayanan medis tradisioanal.
3.
Isu
dan Tren Keperawatan Jiwa
Menjadikan kesehatan
jiwa sebagai prioritas global dengan cara
meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa melalui
advokasi dan aksi masyarakat. Perkembangan teknologi digital membuat dunia
terasa semakin sempit, informasi dari berbagai belahan dunia mampu di akses
dalam waktu yang sangat cepat, perkembangan pengetahuan, perkembangan terapi
menjadi sebuah media perubahan dalam proses penatalaksanaan gangguan
jiwa, berdasarkan isu diatas maka advokasi dan aksi masyarakat menjadi salah
satu langkah awal untuk menekan penderita gangguan
jiwa di indonesia pada khususnya dan dunia pada
umumnya.
Dua
tindakan nyata diatas menjadi tanggung jawab kita semua, tuntutan material,
tuntutan hedonisme dan kesenangan duniawi mampu membuat beberapa orang
mengalami goncangan dalam kehidupannya, ketika agama tidak lagi menjadi
pegangan, ketika nafsu duniawi menjadi tuhan maka akan banyak perilaku tidak
wajar yang muncul, tekanan ekonomi, tekanan sosial, tekanan psikologis dan
tekanan - tekanan yang lain mampu membuat ego defence mechanisme seseorang
menjadi terganggu. Seseorang pada intinya ingin dianggap penting,
perilaku agar dianggap atau terlihat penting ini yang terkadang merusak
integritas pribadinya sendiri.
Trend
atau issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat
dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap
ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik
dalam tatanan regional maupun global. Ada beberapa tren penting yang menjadi
perhatian dalam keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
b. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
c. Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa
d. Kecenderungan situasi di era global
e. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
f. Kecenderungan penyakit jiwa
g. Meningkatnya post traumatik sindrom
h. Meningkatnya masalah psikososial
i.
Trend bunuh diri pada anak
j.
Masalah AIDS dan NAPZA
k. Pattern
of parenting
l.
Perspektif life span history
m. Kekerasan
n. Masalah
ekonomi dan kemiskinan
B.
Keperawatan
Keluarga
1.
Definisi
Keluarga merupakan
sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu
lingkungannya yaitu masyarakat dan sebaliknya sebagai subsitem dari lingkungan
(masyarakat) keluarga dapat mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena
itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai
anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat
jika keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa
keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat
yang sehat.
Perawatan kesehatan
keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit
pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.
Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek
keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2.
Ruang
Lingkup dan Sasaran Keperawatan Keluarga
a. Ruang
Lingkup Keperawatan Keluarga
1) Promosi kesehatan
2) Pencegahan penyakit à pencegahan spesifik à keluarga bebas dari cedera, immunisasi, pencegahanmerokok, program
kebugaran fisik, screening dan follow up care berbagai kasus ( hipertensi,
pencegahan komplikasi klien dm, dan osteoparosis dll
3) Intervensi
keperawatan untuk proses penyembuhan ( terapi keperawatan) à intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia pada
anggota keluarga melalui terpi modalitas dan terapi kompelementer
4) Pemulihan kesehatan à rehabilitai fisik, mental
dam sosial à meningkatkan kemampuan keluarga dan anggota keluarga unutk
berfungsi secara optimal
b. Sasaran
Keperawatan Keluarga
1) Keluarga sehat à keluarga yang memerlukan
perhatian khusus terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahap
perkembangan keluarga
fokus
intervensià promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
2) Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan è keluarga yang mempunyai kebutuhan yang terkait dengan siklus
perkembangan anggota keluarga, keluarga dengan resiko penurunan status
kesehatan ( bayi bbrl, balita dengan ancaman ggn gizi, balita belum immunisasi,
bumil anemia, bumil multipara, lansia, remaja dengan penyalah gunaan obat dll.
3) Keluarga yang memerlukan pelayanan tindak lanjut à pasca hospitalisasi, penyakit kronik, penyakit degeneratif, pasca
tindakan pembedahan, dan penyakit terminal
3.
Tren
dan Isu Keperawatan Keluarga
a) Dunia tanpa
batas (global vilage) mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga
b) Kemajuan dan pertukaran
iptek
c) Kemajuan
teknologi transportasi migrasi
d) Kesiapan
untuk bersaing secara berkualitas
e) Kompetensi
global tenaga kesehatan/ keperawatan
Ø Pelayanan :
a) SDM belum dapat menjawab tantangan global à belum ada perawat
keluarga
b) Penghargaan / reward rendah
c) Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal
d) Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah
e) Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang
f) Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang (DEPKES sudah
mneyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan keluarga
di rumah & perlu disosialisasikan)
g) Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang
h) Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas
i)
Kerjasama lintas
program dan lintas sector belum memadai
j)
Model pelayanan
belum mendukung peranan aktif semua profesi
Ø Pendidikan :
a) Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
b) Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas
c) Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas
d) Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang
e) Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang
Ø Profesi :
a) Standar kompetensi belum disosialisasikan
b) Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan
c) Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas
d) Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik
e) Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak
f) Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan
C.
Keperawatan
Komunitas
1.
Definisi
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah
bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan,
ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pela¬yanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan
(Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
2.
Ruang
Lingkup dan Sasaran Keperawatan Komunitas
a. Ruang
Lingkup Keperawatan komunitas
Ruang
lingkup keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan
promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
1) Upaya
promotif
Upaya promotif dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
memberikan :
a) Penyuluhan
kesehatan masyarakat
b) Peningkatan
gizi
c) Pemeliharaan
kesehatan perseorangan
d) Pemeliharaan
kesehatan lingkungan
e) Olahraga
secara teratur
f) Rekreasi
g) Pendidikan
seks
2) Upaya
preventif
Upaya preventif ditujukan untuk
mencegah terjadinya penyakit melalui kegiatan :
a) Imunisasi
massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b) Pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah
c) Pemberian
vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah
d) Pemeriksaan
dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3) Upaya
kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk
merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan :
a) Perawatan
orang sakit di rumah (home nursing)
b) Perawatan
orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
c) Perawatan
ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
d) Perawatan
payudara
e) Perawatan
tali pusat bayi baru lahir
4) Upaya
rahabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya
pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya
kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan :
a) Latihan
fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang
maupun kelainan bawaan
b) Latihan-latihan
fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC,
latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat
5) Upaya
resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya
mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan
masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau
kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut
dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang
jelas dan dapat dimengerti
b. Sasaran
Keperawatan Komunitas
Sasaran
perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1) Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2) Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi.
3) Kelompok
Khusus
Kelompok
khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan. Termasuk diantaranya adalah :
a) Kelompok
khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan petumbuhannya
b) Kelompok
dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan
keperawatan, diantaranya adalah : Penderita penyakit menular
c) Penderita
dengan penyakit tak menular
d) Kelompok
yang mempunyai resiko terserang penyakit
e) Lembaga
sosial, perawatan dan rehabilitasi
4) Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
3.
Tren
dan Isu Keperawatan Komunitas
Tren dan isu
praktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik dimana
perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus
meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan.
Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam
keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan
yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan,
teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi keperawatan
professional menggambarkan trend an praktik keperawatan.
Tren dan isu
yang sedang dibicarakan adalah :
a. Pengaruh
politik terhadap keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik
sangat terbatas. Walaupun secara individu ada beberapa nama seperti F.Nightingale,
Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam
pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai sebagai
kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai
masalah keperawatan komunitas.
b. Pengaruh
perawat dalam aturan dan praktik keperawatan
Pospek keperawatan komunitas dimasa
yang akan dating cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam system
pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat
dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi di masa yang
akan datang karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak perubahan
tersebut dapat berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat. Intervensi
keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar
dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan
individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.
c. Puskesmas
Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas
dengan pelayanan kesehatan bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai dengan standart operating
procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai pelayanan
masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga
merubah paradigma dari “ Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas
yang memenuhi harapan Masyarakat”.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tren paraktik keperawatan meliputi
berbagai praktik di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian
yang lebih besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi dan
penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat
dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai
profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang
mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori,
pelayanan, otonomi, dan kode etik.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual
Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott- Raven Publisher:
philadelphia..
Stuart dan Sundeen.
(1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta
American Nurses’ Association, Council of Community
Health Nurses, 1986. “Standards of Community Health Nursing Practice”. Kansas
city: ANA.
American Nurses’ Association.1986. “Standards of
Community Health Nursing Practice”. Washington DC: Author
Departemen RI.1993. ”Perawatan Kesehatan Masyarakat”.
Jakarta: Depkes RI
Departemen RI.1998. “Proyek Peningkatan Pelayanan
Puskesmas, Modul A-E, pengembangan Program Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan
Dasar”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar