BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi
endokarditis
biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan.
Infeksi
endokarditis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan. Penyakit ini
didahului biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang
didapat. Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga
disebut endokariditis bakterial. Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri
saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus,
dan lain-lain.
Endokarditis
tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan,
tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik
perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada
virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir
selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah
ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis.
Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya
tidak khas.
B.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Di perolehnya pengetahuan atau gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus Endokarditis.
2. Tujuan Khusus :
Untuk mengetahui pengkajian dari askep klien dengan Endokarditis.
Untuk mengetahui rumusan diagnosa keperawatan.
Untuk mengetahui intervensi yang dilakukan pada klien dengan Endokarditis.
Untuk mengetahui evaluasi yang diharapkan.
C. Manfaat Penulisan
a. Penulis dapat mengetahui apa itu Endokarditis dan cara menerapkan dalam asuhan keperawatan.
b. Institusi dapat mempergunakan sebagai mana perlunya untuk bahan panduan atau pedoman melakukan Asuhan keperawatan.
c. Sebagai bahan materi untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun bagi pembaca tentang Hernia.
d. Untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB-I.
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
A.
Definisi
Endokarditis
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau
katub jantung. Infeksi endokarditis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan.
B.
Etiologi
Endokarditis
paling banyak disebabkan oleh :
© streptokokus viridans yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas.
Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis infeksi disebabkan
oleh streptokokus
viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans 50 % penyebab
infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber infeksi.
© stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut.
© stertokokus fekalis
© stapilokokus, bakteri gram
negatif aerob/anaerob
© jamur, virus, ragi, dan kandida
C. Faktor-faktor predisposisi
dan faktor pencetus
Faktor
predisposisi :
© diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung.
Ex : penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung
sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof
obstruksi.
Faktor pencetus
endokarditis infeksi adalah :
© ekstrasi gigi atau tindakan lain pada gigi dan mulut
© kateterisasi saluran kemih
© tindakan obstretrik ginekologik dan radang saluran pernapasan
D. Patofisiologi
Kuman masuk melalui saluran napas bagian atas/alat genital/saluran pencernaan/pembuluh darah/kulit
¯
Endokard yang rusak terinfeksi
¯
menimbulkan vegetasi
(trombosis dan fibrin)
¯
Karena Vaskularisasi
jaringan tidak baik
Sehingga mikroorganisme berkembang biak
¯
akibatnya akan menambah kerusakan katub dan endokard
¯
kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi
kebocoran.
¯
Infeksi meluas ke jaringan sekitarnya
menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik
¯
Bila infeksi mengenai korda tendinae maka dapat terjadi ruptur yang
mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
¯
Pembentukan
trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari endokard merupakan
gambaran yang khas pada endokarditis infeksi.
E.
Manifestasi Klinis
Sering
penderita tidak mengetahui dengan jelas sejak kapan penyakitnya mulai timbul, misalnya
sesudah cabut gigi, mulai demam, letih-lesu, keringat malam banyak, nafsu makan
berkurang, berat badan menurun, sakit sendi, sakit dada, sakit perut,
hematuria, buta mendadak, sakit pada ekstremitas (jari tangan dan kaki), dan
sakit pada kulit.
Gejala umum
Demam dapat
berlangsung terus-menerus retermiten / intermiten atau tidak teratur sama
sekali. Suhu 38 - 40 C terjadi pada sore dan malam hari, kadang disertai
menggigil dan keringat banyak. Anemia ditemukan bila infeksi telah berlangsung
lama. pada sebagian penderita ditemukan pembesaran hati dan limpha.
Gejala Emboli dan Vaskuler
Ptekia timbul
pada mukosa tenggorok, muka dan kulit (bagian dada). umumya sukar dibedakan
dengan angioma. Ptekia di kulit akan berubah menjadi kecoklatan dan kemudian
hilang, ada juga yang berlanjut sampai pada masa penyembuhan. Emboli yang
timbul di bawah kuku jari tangan (splinter hemorrhagic).
Gejala Jantung
Tanda-tanda
kelainan jantung penting sekali untuk menentukan adanya kelainan katub atau
kelainan bawaan seperti stenosis mitral, insufficiency aorta, patent ductus arteriosus
(PDA), ventricular septal defect (VCD), sub-aortic stenosis, prolap katub
mitral.
Sebagian besar
endocarditis didahului oleh penyakit jantung, tanda-tanda yang ditemukan ialah
sesak napas, takikardi, sianosis, atau jari tabuh (clubbing of the finger).
Perubahan murmur menolong sekali untuk menegakkan diagnosis, penyakit yang
sudah berjalan menahun, perubahan murmur dapat disebabkan karena anemia . Gagal
jantung terjadi pada stadium akhir endokarditis infeksi, dan lebih sering
terjadi pada insufisiensi aorta dan insufisiensi mitral, jarang pada kelainan
katub pulmonal dan trikuspid serta penyakit jantung bawaan non valvular.
F. Endokarditis infeksi akut
Infeksi akut
lebih sering timbul pada jantung yang normal, berbeda dengan infeksi sub akut,
penyakitnya timbul mendadak, tanda-tanda infeksi lebih menonjol, panas tinggi
dan menggigil, jarang ditemukan pembesaran limfa, jari tabuh, anemia dan ptekia
. Emboli biasanya sering terjadi pada arteri yang besar sehingga menimbulkan
infark atau abses pada organ bersangkutan.
Timbulnya murmur
menunjukkan kerusakan katub yang sering terkena adalah katub trikuspid berupa
kebocoran, tampak jelas pada saat inspirasi yang menunjukkan gagal jantung
kanan, vena jugularis meningkat, hati membesar, nyeri tekan, dan berpulsasi
serta udema. Bila infeksi mengenai aorta akan terdengar murmur diastolik yang
panjang dan lemah. Infeksi pada aorta dapat menjalar ke septum inter
ventricular dan menimbulkan abses. Abses pada septum dapat pecah dan
menimbulkan blok AV .
Oleh karena itu
bila terjadi blok AV penderita panas tinggi, kemungkinan ruptur katub aorta
merupakan komplikasi yang serius yang menyebabkan gagal jantung progresif.
Infeksi katub mitral dapat menjalar ke otot papilaris dan menyebabkan ruptur
hingga terjadi flail katub mitral.
G.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
1. Leukosit dengan jenis netrofil
2. LED
3. immunoglobulin serum
4. uji fiksasi anti gama globulin positif.
5. hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum
6. kadar bilirubin
7. Pemeriksaan umum urine
Echocardiografi
H. Penatalaksanaan
©
Pembedahan
©
farmaka
Kuman streptokokus
viridan :
1. penicillin G dengan dosis 2,4 - 6 juta unit/hari selama 4 minggu
2. penicillin V peroral
dengan streptomycin ditambah 0,5 gram tiap 12
jam untuk dua minggu.
Kuman streptokokous fecalis (post operasi) :
1. penisilin bersama dengan gentamisin dengan dosis penisilin G 12 - 24 juta
unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi dalam 2 - 3 dosis.
2. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dengan dosis 6 -
12 gr/hari .
Kuman
resisten :
1. sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4 jam atau
oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam
lama pemberian obat adalah 4 minggu.
kuman gram negative :
1. aminoglikosid : gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari
2. sefalotin, sefazolia 2 - 4 gr/hari
3. ampisilin dan karbenisilin.
Jamur :
1. amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV)
2. flucitosin 150 mg/Kg BB per hari peroral
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Aktivitas/istirahat :
Data
subyektif : Keletihan, kelemahan
Data obyektif :
Takikardia
Tekanan darah menurun
Dispnoe pada saat aktivitas
Sirkulasi
data
subyektif :
·
Mempunyai riwayat demam rematik,
keturunan penyakit jantung, pernah operasi jantung
·
sering berdebar
data
obyektif :
·
Takikardi, disritmia, friction rub
perikardia, murmur, disfungsi otot-otot papila,irama gallop S3/S4 , edem
·
Peningkatan vena
jugularis,ptekia (konjungtiva dan membran mukus)
·
Perdarahan pada bagian tertentu
·
Osler’s nodes pada jari/jari
kaki
·
Janeway lessions (telapak
tangan,dan kaki)
Eliminasi
data subyektif :
·
Riwayat penyakit ginjal atau
gagal ginjal
·
Riwayat frkwensi pemasukkan urin
menurun
data obyektif :
·
Konsentrasi urine keruh/pekat
Kenyaman :
data subyektif:
·
Nyeri dada di bagian anterior
(keras/tajam) sewaktu inspirasi , batuk, beraktivitas, berbaring ; sakit berkurang bila duduk , Nyeri dada
berpindah-pindah ke belakang, tidak berkurang dengan pemberian gliserin.
data obyektif:
·
Gelisah
Respirasi :
data subyektif:
·
Napas pendek ,memburuk pada
malam hari (miokarditis)
data obyektif:
·
Dyspnea nocturnal
·
Batuk
·
Inspirasi wheezing
·
takipnea
·
creackles dan ronchi lemah
·
Respirasi lambat
Keamanan:
data subyektif:
·
Riwayat infeksi virus, bakteri,
jamur atau parasit, trauma dada, kanker yang menyebar ke dada, penyakit baru di
gigi, pernah dilakukan endoskopi GI/GU, pernah mendapat terapi sistim kekebalan
contoh: immunosupressin, SLE, penyakit kolagen.
data obyektif:
·
Demam
Kebutuhan belajar :
·
bantu dalam pengolahan makanan
·
rekreasi
·
transportasi
·
self care/kebutuhan pribadi
·
kelangsungan kebutuhan rumah
tangga (ibu rumah tangga)
Tes diagnostik:
·
EKG menunjukkan adanya iskemia,
hipertropi, blok konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi
·
Echocardiografi: adanya efusi
perikardial, hipertropi perikardial, disfungsi katub, dilatasi atrium
·
Enzim jantung: peningkatan CPK,
tapi MB inzuenzim tidak ada
·
Angiografi: terlihat stenosis
katup dan regurgitasi dan atau menurunnya gerakan
·
Rontgen: terlihat pembesaran
jantung, infiltrat pulmonal
·
CBC : terjadi proses infeksi
akut / kronik ; anemia
·
Kultur darah : untuk
mengisolasi penyebab bakteri , virus dan jamur
·
ESR: elevasi secara umum
·
Titer ASO : demam rematik
(kemungkinan faktor pencetus)
·
Titer ANA : positif dengan
penyakit autoimmun contoh: SLE (kemungkinan faktor pencetus)
·
BUN: mengevaluasi uremia
(kemungkinan faktor pencetus)
·
Perikardiosentesis: cairan
perikardial diperiksa untuk mengetahui penyebab infeksi, bakteri, TBC, virus
atau infeksi jamur, SLE, penyakit rematik, keganasan
Prioritas
keperawatan :
1.
Timbulnya nyeri
2.
Peningkatan istirahat dan
membantu perawatan diri
3.
Kaji pengobatan / penyebab yang
mendasari
4.
Mengatur sistim penyakit yang
mendasari/ dan mencegah komplikasi
5.
Petunjuk penyebab penyakit,
pengobatan dan pencegahan
Rencana
tujuan :
- Nyeri dapat dikontrol
- Tingkat aktifitas (kebutuhan dasar) dapat dipenuhi
- Infeksi dapat dikontrol : tidak terjadi demam
- Mempertahankan hemodinamik yang stabil; bebas keluhan payah jantung
- Perubahan gaya jantung
B. Diagnosa
Keperawatan
Nyeri akut b/d peradangan
perikardium, efek sistemik dari infeksi, dan iskemi jaringan d/d :
·
Nyeri dada yang menjalar ke
leher atau punggung.
·
Nyeri sendi (joint pain)
·
Nyeri bertambah saat inspirasi
dalam, melakukan aktifitas, dan merubah posisi.
·
Demam atau kedinginan.
Keterbatasan aktifitas b/d implamasi dan restriksi
pengisian jantung (kardiak output)
d/d :
·
Keluhan
kelemahan/kelelahan/sesak saat beraktifitas
·
Perubahan tanda-tanda vital saat
aktifitas
·
Tanda-tanda CHF
Resiko penurunan cardiak output b/d peningkatan/penumpukan cairan pada rongga
perikardium, stenosis/insufisiensi katub, penekanan/kontriksi fungsi ventrikel,
dan degenerasi otot-otot jantung.
Resiko gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan trombuemboli atau
kerusakan sekunder katub-katub pada endokarditis.
Kurangnya pengetahuan (mengenai
kondisi dan tindakan) b/d kurangnya informasi tentang proses penyakit, cara pencegahan
terjadinya komplikasi d/d :
·
Bertanya-tanya tentang inforamsi
·
Kegagalan untuk perbaikan
·
Pencegahan komplikasi
C.
Intervensi Keperawatan
Dx 1
KH :
©
Klien dapat mengidentifikasi
cara-cara untuk mencegah nyeri.
©
Klien dapat mengontrol dan
melaporkan nyeri yang timbul
©
Klien dapat mendemostrasikan
tehnik relaksasi dan berbagai aktivitas yang diindikasikan untuk keadaan
individual.
Tindakan keperawatan
|
Rasional
|
Independen:
Observasi adanya nyeri dada , catat waktu , faktor - faktor penyulit / pencetus, catat
tanda - tanda nonverbal dari rasa
tidak nyaman seperti kelemahan, ketegangan otot dan menangis.
|
Lokasi nyeri perikarditis pada bagian substernal menjalar ke leher
dan punggung. Nyeri tersebut akan bertambah pada saat inpirasi dalam, perubahan
posisi, dan berkurang pada saat duduk/bersandar ke depan.
Catatan: Nyeri dada ini ada atau tidaknya pada
endokarditis/miokarditis tergantung adanya iskemi.
|
Pelihara atau ciptakan lingkungan yang tenang dan tindakan yang
menyenangkan seperti perubahan posisi, beri kompres dingin atau hangat,
dukungan mental, dan sebagainya.
|
Tindakan - tindakan tersebut dapat mengurangi ketidaknyamanan
fisik dan emosional pasien.
|
Kolaboratif:
Berikan obat - obatan sesuai indikasi:
Nonsteroid,
seperti: ndometachin (indosin), ASA
(aspirin).
Antipiretik,
seperti: ASA / Asetaminophen (Tylenol) , Steroid.
Berikan oksigen sesuai indikasi.
|
Dapat mencegah timbulnya nyeri atau mengurangi respon inflamasi.
Untuk mengurangi demam dan memberikan rasa nyaman.
Berikan untuk gejala lebih lanjut.
Memaksimalkan kemampuan pemakaian oksigen untuk mengurangi
ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia.
|
Dx 2
KH :
© Peningkatan kemampuan aktifitas
© Pengurangan tanda-tanda fisiologik yang tidak sesuai
© Mengungkapkan pentingnya aktifitas yang terbatas.
Tindakan
keperawatan
|
Rasional
|
Independen:
Kaji respon aktifitas pasien. Catat adanya/timbulnya dan perubahan
keluhan seperti kelemahan, kelelahan dan sesak napas saat beraktifitas.
|
Penurunan pengisian jantung/kardiak output akan menyebabkan cairan
terkumpul pada rongga perikardial (bila ada perikarditis) yang pada akhirnya
endokarditis dapat menimbulkan gangguan fungsi katub dan kecendrungan
penurunan kardiak output.
|
Monitor denyut atau irama jantung /nada, takanan darah dan jumlah
pernapasan, sebelum/sesudah dan selama aktifitas sesuai kebutuhan.
|
Membantu menggambarkan tingkat dekompensasi jantung dan paru.
Penurunan tekanan darah, takikardi, dan takipnea adalah indikasi gangguan
aktifitas jantung.
|
Pertahankan bedrest selama periode demam dan sesuai indikasi.
|
Kendalikan perubahan infeksi selama fase akut pada endokarditis.
Catatan: Demam meningkatkan kebutuhan dan kosumsi oksigen,
karenanya meningkatkan kerja jantung dan mengurangi kemampuan beraktifitas.
|
Rencanakan perawatan dengan pengaturan istirahat/periode tidur.
|
Memelihara keseimbangan kebutuhan aktifitas jantung, meningkatkan
proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional.
|
Kaji kemampuan pasien dengan program latihan berkala sesegera
mungkin untuk turun dari tempat tidur. Catat respon gejala vital dan
peningkatan kemampuan beraktifitas.
|
|
Evaluasi respon emosional terhadap situasi/pemberian support.
|
Kecemasan akan timbul karena infeksi dan kardiak respon
(psikologik). Tingkat kekhawatiran dan kebutuhan pasien akan koping emosional
yang baik ditimbulkan oleh kemungkinan sakit yang mengancam kehidupan.
Dukungan dan support dibutuhkan untuk menghadapi kemungknan frustasi karena
hospitalisasi yang lama/periode penyembuhan
|
Kolaborasi:
Berikan terapi oksigen sesuai indikasi.
|
Dx 3
KH :
© Berkurangnya keluhan sesak napas/dyspnea, angina dan disritmia.
© Identifikasi perilaku untuk mengurangi kerja jantung.
Tindakan keperawatan
|
Rasional
|
Independen :
Monitor jumlah dan irama nadi/jantung
|
Takikardi dan disritmia dapat terjadi
sebagai usaha jantung untuk meningkatkan output sebagai respon terhadap
demam, hipoksia, dan asidosis sehubungan dengan iskemia.
|
Auskultasi suara jantung.Catat bunyi
murmur, S3 dan S4 Gallop
|
Membantu deteksi dini adanya kompliksi
seperti CHF dan kardiak tamponade.
|
Pertahankan bedrest dalam posisi semi fowler.
|
Mengurangi kerja jantung dan
memaksimalkan cardiac output
|
Berikan tindakan untuk rasa nyaman
seperti perubahan posisi dan perubahan aktifitas.
|
Meningkatkan relaksasi dan memberikan
perhatian.
|
Berikan tehnik manegament stres seperti
latihan napas .
|
Berguna untuk mengontrol kecemasan,
meningkatkan relaksasi dan mengurangi kerja jantung dan cardiac output.
|
Observasi adanya nadi yang cepat,
hipotansi, peningkatan CVP/JVD, perubahan suara jantung, penurunan tingkat kesadaran.
|
Manifestasi klinik pada cardiac tamponade
yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika akumulasi cairan eksudat pada
rongga perikardial mengurangi pengisian jantung dan cardiac output.
|
Evaluasi keluhan kelelahan, sesak napas,
prepitasi, nyeri dada yang terus
-menerus. Catat adanya pertambahan suara pernapasan, demam.
|
Manifestasi CHF akibat endokarditis
(infeksi/disfungsi katub)
|
Kolaborasi:
Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
|
Meningkatkan penggunakan oksigen dan
mengurangi efek metabolisme anaerob yang dapat terjadi sebagai akibat dari
hipoksia dan asidosis.
|
Berikan terapi sesuai indikasi seperti
diuretika dan digitalis.
Berikan antibiotika dan antimicroba
intravena
Persiapkan klien untuk operasi sesuai
indikasi.
|
Dapat diberikan untuk meningkatkan
kontraksi otot jantung dan mengurangi kerja jantung yang berlebihan pada CHF.
Diberikan untuk patogen tertentu (pada
endokarditis, perikarditis, miokarditis) untuk mencegah kerusakan/gangguan
lebih lanjut.
Penggantian katub perlu untuk memperbaiki
cardiac output (perikarditis). Perikardiaktomi mungkin juga dilakukan karena
adanya akumulasi yang berlebihan cairan
perikardial atau adanya jaringan parut dan kontriksi fungsi jantung
(perikarditis)
|
Dx 4
KH :
©
Mempertahankan perfusi jaringan
yang adekuat sesuai dengan kebiasaan individu seperti kebiasaan makan,
tanda-tanda vital yang pasti, kehangatan, tekanan nadi perifer, keseimbangan
intake dan output.
Tindakan keperawatan
|
Rasional
|
Independen:
Evaluasi status mental. Catat adanya
hemiparalisis aphasia, muntah, peningkatan tekanan darah.
|
Indikasi adanya emboli sistemik ke otak.
|
Kaji nyeri dada, dispnea yang tiba-tiba
ditandai dengan takipnea, nyeri pleuritis, cyanosis.
|
Emboli arterial pada jantung atau organ
penting lain dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung atau disritmia
kronik.
Kongesti vena dapat menunjukan tempat
trombus pada vena-vena yang dalam dan emboli paru.
|
Observasi oedema pada ekstremitas. Catat
kecendrungan / lokasi nyeri, tanda-tanda Homan positif.
|
Inaktifitas / bedrest yang lama dapat menimbulkan
terjadinya kongesti vena dan trombosis vena.
|
Observasi adanya hematuria yang ditandai
oleh nyeri pinggang dan oliguria.
|
Indikasi adanya emboli ginjal
|
Catat keluhan nyeri perut kiri atas
menjalar ke bahu, kelemahan lokal, abdominalngiditas
|
Indikasi emboli kandung empedu
|
Meningkatkan/mempertahankan bedrest
sesuai dengan anjuran
|
Untuk membantu mencegah peyebaran atau
perpindahan emboli pada pasien dengan endokarditis. Pada bedrest yang lama
(sering dilakukan oleh pasien dengan endokarditis dan miokarditis) beresiko
untk mengalami tromboemboli.
|
Kolaborasi
Gunakan stoking antiemboli sesuai
indikasi
|
Menggunakan sirkulasi perifer dan arus
balik vena dan mengurangi resiko
trombus pada vena superfisial/vena yang lebih dalam.
|
Berikan antikoagulan seperti heparin,
warfarin (coumadin)
|
Heparin dapat digunakan secara propilaksi
pada pasien dengan bedrest yang lama seperti sepsis atau CHF dan sebelum atau
sesudah operasi penggantian katub. Catatan heparin merupakan kontradiksi pada
perikarditis dan cardiac tamponade.
Coumadin adalah pengobatan jangka panjang
yang digunakan untuk setelah penggatian katub atau pada emboli perifer.
|
Dx 5
KH :
©
Mengungkapkan pengertian
tentang proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan dengan kemungkinan komplikasi.
©
Mengenal perubahan gaya
hidup/tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Tindakan keperawatan
|
Rasional
|
Independen:
Jelaskan effek emosi inflamasi pada
jantung secara individual. Berikan penjelasan mengenai gejala-gejala
komplikasi dan tanda-tanda tersebut harus segera dilaporkan pada petugas
kesehatan seperti demam, peningkatan nyeri dada yang luar biasa, bertambahnya
keterbatasan beraktifitas.
|
Untuk bertanggung jawab kepada
kesehatannya, pasien membutuhkan pengertian tentang penyebab khusus, tindakan
dan efek jangka panjang yang mungkin terjadi pada kondisi inflamasi, baik
tanda dan gejala atau komplikasinya.
|
Beritahukan pasien / orang terdekat
mengenai dosis, aturan , dan efek pengobatan, diit yang dianjurkan,
pembatasan aktifitas yang dapat dilakukan
|
Informasi dibutuhkan untuk meningkatkan
perawatan diri, untuk menambah kejelasan efektifitas pengobatan dan mencegah
komplikasi.
|
Jelaskan tentang pentingnya pengobatan
antibiotik/antimikroba jangka panjang
|
Pemberian antibiotik/antimikroba yang
lama baik selama di rumah sakit/di rumah dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
kultur darah yang negatif sebagai indikasi sembuhnya/hilangnya infeksi.
|
Diskusikan mengenai prophylaksis penggunaan antibiotika .
|
Pasien dengan riwayat demam rematik
termasuk resiko tinggi dan membutuhkan prophilaksis antibiotik jangka
panjang. Pasien dengan masalah-masalah katub tanpa riwayat demam rematik
membutuhkan antibiotika jangka pendek sebagai proteksi terhadap
tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan transitnya bakteri, seperti pada
gigi, tonsilektomi, pembedahan atau biopsi pada mukosa saluran pernapasan,
broncoscopi, insisi, atau drainase infeksi jaringan dan tindakan urologi atau
gastrointestinal dan kelahiran.
|
Identifikasi tindakan-tindakan untuk
mencegah endokarditis seperti:
Perawatan gigi yang baik.
Cegah penderita agar tidak terkontaminasi
infeksi(khususnya infeksi saluran pernapasan)
|
Bakteri umumnya didapatkan di dalam
mulut. Pada gusi dapat masuk melalui sirkulasi sistemik.
Perkembangan infeksi khususnya infeksi
streptokokus dan pnemokokus atau influensa meningkatkan kemungkinan resiko
gangguan jantung.
|
Pilihlah metode yang tepat untuk KB (pada
penderita wanita)
|
Penggunaan IUD dapat menjadikan mata
rantai resiko terjadinya proses infeksi pelvis.
|
Hindari pemakaian obat suntik per
intravenus sendiri.
|
Mengurangi resiko langsung terjadinya /
masuknya patogen melalui sirkulasi
sistemik.
|
Meningkatkan cara hidup sehat seperti
intake makanan yang baik, keseimbangan antara aktifitas dan istirahat,
monitor status kesehatan dan adanya infeksi.
|
Meningkatkan sistem immun dan pertahanan
terhadap infeksi.
|
Patuhi immunisasi seperti vaksin
influensa sesuai indikasi
|
Mengurangi resiko terjadinya infekasi
yang dapat menyebabkan infeksi jantung.
|
Identifikasi sumber-sumber pendukung yang
memungkinkan untuk mempertahankan perawatan di rumah yang dibutuhkan.
|
Keterbatasan aktifitas dapat mengganggu
kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
|
Identifikasikan resiko faktor
predisposisi dimana pasien dapat mengontrol seperti, penggunaan obat-obatan
intravena (endokarditis) dan cara
pemecahan masalah.
|
Pasien dapat dimotivasi dengan adanya
masalah-masalah jantung untuk berusaha berhenti menggunakan obat-obat
terlarang atau perilaku yang merugikan.
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Endokarditis
tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan,
tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik
perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada
virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir
selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah
ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis.
Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya
tidak khas.
Penyebab lain dari infeksi endokarditis
yang lebih patogen yaitu stapilokokus aureus, stapilokokus aureus yang menyebabkan
infeksi endokarditis subakut.
B.
Saran
Adapun saran kami dari penulis untuk para pembaca maupun untuk perawatan
antara lain adalah :
Anjurkan klien untuk memelihara kebersihan,
khususnya kebersihan mulut. Klien dianjurkan untuk menggosok gigi
sekurang-kurangnya dua kali sehari dan membersihkan mulut dengan air setelah
sikat gigi. Klien diinstruksikan untuk meningkatkan perawatan kesehatannya,
termasuk kebersihan gigi dan gusi, penggunaan kebutuhan antibiotik propilaksis
dilakukan sesuai prosedur-prosedur diatas. Klien dapat menggunakan anti
koagulan pada saat terjadinya perdarahan dan memonitor waktu pembekuan darah.
Perawatan di
rumah sangat dibutuhkan sebagai tindak lanjut pada lingkungan rumah. Ini akan
menjadi lebih penting bagi klien..
daftar
pustaka
Doenges Mariyn E, RN, BSN, MA, TS, Nursing Care Plans, Edition 3,
F.A.Davis Company Philadelpia, 1993.
Ignatavicius Donna D., Medical Surgical Nursing: a nursing process
approach, Philadelpia 1991.
Soeparman, DR, Dr, Ilmu Penyakit
Dalam, Edisi ke 2 Jilid I , Balai Penerbit FKUI, Jakarta 1986
Tidak ada komentar:
Posting Komentar