Baby Hello Kitty"), auto;}

create name

Profesional Nurse

"Tidak ada satupun di dunia ini, yang bisa di dapat dengan mudah. Kerja keras dan doa adalah cara untuk mempermudahnya."

Sabtu, 06 April 2013

Askep Endokarditis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan.
Infeksi endokarditis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial. Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain.
            Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa;  akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas.

B.     Tujuan Penulisan

1.      Tujuan Umum :

Di perolehnya pengetahuan atau gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus Endokarditis.

 

2.      Tujuan Khusus :

*      Untuk mengetahui pengkajian dari askep klien dengan Endokarditis.

*      Untuk mengetahui rumusan diagnosa keperawatan.

*      Untuk mengetahui intervensi yang dilakukan pada klien dengan Endokarditis.

*      Untuk mengetahui evaluasi yang diharapkan.

 

C.    Manfaat Penulisan

a.       Penulis dapat mengetahui apa itu Endokarditis dan cara menerapkan dalam asuhan keperawatan.

b.      Institusi dapat mempergunakan sebagai mana perlunya untuk bahan panduan atau pedoman melakukan Asuhan keperawatan.

c.       Sebagai bahan materi untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun bagi pembaca tentang Hernia.

d.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB-I.

 

 

BAB II
KONSEP DASAR MEDIS

A.    Definisi
            Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan.

B.     Etiologi
            Endokarditis paling banyak disebabkan oleh :
©      streptokokus viridans yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis infeksi disebabkan oleh streptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber infeksi.
©      stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut.
©      stertokokus fekalis
©      stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob
©       jamur, virus, ragi, dan kandida

C.    Faktor-faktor predisposisi dan faktor pencetus
            Faktor predisposisi :
©      diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung.
Ex : penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof obstruksi.

Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah :
©      ekstrasi gigi atau tindakan lain pada gigi dan mulut
©      kateterisasi saluran kemih
©      tindakan obstretrik ginekologik dan radang saluran pernapasan
D.    Patofisiologi
Kuman masuk melalui saluran napas bagian atas/alat genital/saluran pencernaan/pembuluh darah/kulit
¯        
Endokard yang rusak terinfeksi
¯        
menimbulkan vegetasi
                                                  (trombosis dan fibrin)
¯        
Karena Vaskularisasi jaringan tidak baik
Sehingga mikroorganisme berkembang biak
¯        
akibatnya akan menambah kerusakan katub dan endokard
¯        
kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi kebocoran.
¯        
Infeksi meluas ke jaringan sekitarnya
menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik
¯        
Bila infeksi mengenai korda tendinae maka dapat terjadi ruptur yang mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
¯        
Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari endokard merupakan gambaran yang khas pada endokarditis infeksi.

E.     Manifestasi Klinis
            Sering penderita tidak mengetahui dengan jelas sejak kapan penyakitnya mulai timbul, misalnya sesudah cabut gigi, mulai demam, letih-lesu, keringat malam banyak, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, sakit sendi, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada ekstremitas (jari tangan dan kaki), dan sakit pada kulit.
*     Gejala umum
Demam dapat berlangsung terus-menerus retermiten / intermiten atau tidak teratur sama sekali. Suhu 38 - 40 C terjadi pada sore dan malam hari, kadang disertai menggigil dan keringat banyak. Anemia ditemukan bila infeksi telah berlangsung lama. pada sebagian penderita ditemukan pembesaran hati dan limpha.

*     Gejala Emboli dan Vaskuler
Ptekia timbul pada mukosa tenggorok, muka dan kulit (bagian dada). umumya sukar dibedakan dengan angioma. Ptekia di kulit akan berubah menjadi kecoklatan dan kemudian hilang, ada juga yang berlanjut sampai pada masa penyembuhan. Emboli yang timbul di bawah kuku jari tangan (splinter hemorrhagic).

*     Gejala Jantung
Tanda-tanda kelainan jantung penting sekali untuk menentukan adanya kelainan katub atau kelainan bawaan seperti stenosis mitral, insufficiency aorta, patent ductus arteriosus (PDA), ventricular septal defect (VCD), sub-aortic stenosis, prolap katub mitral.
Sebagian besar endocarditis didahului oleh penyakit jantung, tanda-tanda yang ditemukan ialah sesak napas, takikardi, sianosis, atau jari tabuh (clubbing of the finger). Perubahan murmur menolong sekali untuk menegakkan diagnosis, penyakit yang sudah berjalan menahun, perubahan murmur dapat disebabkan karena anemia . Gagal jantung terjadi pada stadium akhir endokarditis infeksi, dan lebih sering terjadi pada insufisiensi aorta dan insufisiensi mitral, jarang pada kelainan katub pulmonal dan trikuspid serta penyakit jantung bawaan non valvular.

F.     Endokarditis infeksi akut
Infeksi akut lebih sering timbul pada jantung yang normal, berbeda dengan infeksi sub akut, penyakitnya timbul mendadak, tanda-tanda infeksi lebih menonjol, panas tinggi dan menggigil, jarang ditemukan pembesaran limfa, jari tabuh, anemia dan ptekia . Emboli biasanya sering terjadi pada arteri yang besar sehingga menimbulkan infark atau abses pada organ bersangkutan.
Timbulnya murmur menunjukkan kerusakan katub yang sering terkena adalah katub trikuspid berupa kebocoran, tampak jelas pada saat inspirasi yang menunjukkan gagal jantung kanan, vena jugularis meningkat, hati membesar, nyeri tekan, dan berpulsasi serta udema. Bila infeksi mengenai aorta akan terdengar murmur diastolik yang panjang dan lemah. Infeksi pada aorta dapat menjalar ke septum inter ventricular dan menimbulkan abses. Abses pada septum dapat pecah dan menimbulkan blok AV .
Oleh karena itu bila terjadi blok AV penderita panas tinggi, kemungkinan ruptur katub aorta merupakan komplikasi yang serius yang menyebabkan gagal jantung progresif. Infeksi katub mitral dapat menjalar ke otot papilaris dan menyebabkan ruptur hingga terjadi flail katub mitral.

G.    Pemeriksaan Penunjang
*   Laboratorium
1.      Leukosit dengan jenis netrofil
2.      LED
3.      immunoglobulin serum
4.      uji fiksasi anti gama globulin positif.
5.      hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum
6.      kadar bilirubin
7.      Pemeriksaan umum urine
*   Echocardiografi

H.    Penatalaksanaan
©      Pembedahan
©      farmaka
Kuman streptokokus viridan :
1.      penicillin G dengan dosis 2,4 - 6 juta unit/hari selama 4 minggu
2.      penicillin V peroral dengan streptomycin ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua minggu.
Kuman streptokokous fecalis (post operasi) :
1.      penisilin bersama dengan gentamisin dengan dosis penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi dalam 2 - 3 dosis.
2.      Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dengan dosis 6 - 12 gr/hari .
Kuman resisten :
1.      sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr tiap 4 jam atau oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5 gr/8 jam lama pemberian obat adalah 4 minggu.
kuman gram negative :
1.      aminoglikosid : gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari
2.      sefalotin, sefazolia 2 - 4 gr/hari
3.      ampisilin  dan karbenisilin.
Jamur :
1.      amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV)
2.      flucitosin 150 mg/Kg BB per hari peroral

 BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian
*   Aktivitas/istirahat :
Data subyektif       : Keletihan, kelemahan
Data obyektif         : Takikardia
                                 Tekanan darah menurun
                                 Dispnoe pada saat aktivitas
*   Sirkulasi                
data subyektif         :
·         Mempunyai riwayat demam rematik, keturunan penyakit jantung, pernah operasi jantung
·         sering berdebar
data obyektif          :
·         Takikardi, disritmia, friction rub perikardia, murmur, disfungsi otot-otot papila,irama gallop S3/S4 , edem
·         Peningkatan vena jugularis,ptekia (konjungtiva dan membran mukus)
·         Perdarahan pada bagian tertentu
·         Osler’s nodes pada jari/jari kaki
·         Janeway lessions (telapak tangan,dan kaki)                                 

*   Eliminasi
data subyektif :
·         Riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal
·         Riwayat frkwensi pemasukkan urin menurun
data obyektif :
·         Konsentrasi urine keruh/pekat

*   Kenyaman :
data subyektif:
·         Nyeri dada di bagian anterior (keras/tajam) sewaktu inspirasi , batuk, beraktivitas, berbaring ;  sakit berkurang bila duduk , Nyeri dada berpindah-pindah ke belakang, tidak berkurang dengan pemberian gliserin.
data obyektif:
·         Gelisah
*   Respirasi :
data subyektif:
·         Napas pendek ,memburuk pada malam hari (miokarditis)
data obyektif:
·         Dyspnea nocturnal
·         Batuk
·         Inspirasi wheezing
·         takipnea
·         creackles dan ronchi lemah
·         Respirasi lambat

*   Keamanan:
data subyektif:
·         Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur atau parasit, trauma dada, kanker yang menyebar ke dada, penyakit baru di gigi, pernah dilakukan endoskopi GI/GU, pernah mendapat terapi sistim kekebalan contoh: immunosupressin, SLE, penyakit kolagen.
data obyektif:
·         Demam

*   Kebutuhan belajar :
·         bantu dalam pengolahan makanan
·         rekreasi
·         transportasi
·         self care/kebutuhan pribadi
·         kelangsungan kebutuhan rumah tangga (ibu rumah tangga)

*   Tes diagnostik:
·         EKG menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi
·         Echocardiografi: adanya efusi perikardial, hipertropi perikardial, disfungsi katub, dilatasi atrium
·         Enzim jantung: peningkatan CPK, tapi MB inzuenzim tidak ada
·         Angiografi: terlihat stenosis katup dan regurgitasi dan atau menurunnya gerakan
·         Rontgen: terlihat pembesaran jantung, infiltrat pulmonal
·         CBC : terjadi proses infeksi akut / kronik ; anemia
·         Kultur darah : untuk mengisolasi penyebab bakteri , virus dan jamur
·         ESR: elevasi secara umum
·         Titer ASO : demam rematik (kemungkinan faktor pencetus)
·         Titer ANA : positif dengan penyakit autoimmun contoh: SLE (kemungkinan faktor pencetus)
·         BUN: mengevaluasi uremia (kemungkinan faktor pencetus)
·         Perikardiosentesis: cairan perikardial diperiksa untuk mengetahui penyebab infeksi, bakteri, TBC, virus atau infeksi jamur, SLE, penyakit rematik, keganasan

Prioritas keperawatan :
1.      Timbulnya nyeri
2.      Peningkatan istirahat dan membantu perawatan diri
3.      Kaji pengobatan / penyebab yang mendasari
4.      Mengatur sistim penyakit yang mendasari/ dan mencegah komplikasi
5.      Petunjuk penyebab penyakit, pengobatan dan pencegahan

Rencana tujuan :
  1. Nyeri dapat dikontrol
  2. Tingkat aktifitas (kebutuhan dasar) dapat dipenuhi
  3. Infeksi dapat dikontrol : tidak terjadi demam
  4. Mempertahankan hemodinamik yang stabil; bebas keluhan payah jantung
  5. Perubahan gaya jantung

B.     Diagnosa Keperawatan
*      Nyeri akut b/d peradangan perikardium, efek sistemik dari infeksi, dan iskemi jaringan d/d :
·         Nyeri dada yang menjalar ke leher atau punggung.
·         Nyeri sendi (joint pain)
·         Nyeri bertambah saat inspirasi dalam, melakukan aktifitas, dan merubah posisi.
·         Demam atau kedinginan.
*      Keterbatasan aktifitas b/d implamasi dan restriksi pengisian jantung (kardiak output) d/d :
·         Keluhan kelemahan/kelelahan/sesak saat beraktifitas
·         Perubahan tanda-tanda vital saat aktifitas
·         Tanda-tanda CHF
*      Resiko penurunan cardiak output b/d peningkatan/penumpukan cairan pada rongga perikardium, stenosis/insufisiensi katub, penekanan/kontriksi fungsi ventrikel, dan degenerasi otot-otot jantung.
*      Resiko gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan trombuemboli atau kerusakan sekunder katub-katub pada endokarditis.
*      Kurangnya pengetahuan (mengenai kondisi dan tindakan) b/d kurangnya informasi tentang proses penyakit, cara pencegahan terjadinya komplikasi d/d :
·         Bertanya-tanya tentang inforamsi
·         Kegagalan untuk perbaikan
·         Pencegahan komplikasi

C.    Intervensi Keperawatan
Dx 1
KH :
©      Klien dapat mengidentifikasi cara-cara  untuk mencegah nyeri.
©      Klien dapat mengontrol dan melaporkan nyeri yang timbul
©      Klien dapat mendemostrasikan tehnik relaksasi dan berbagai aktivitas yang diindikasikan untuk keadaan individual.
Tindakan keperawatan
Rasional
Independen:
Observasi adanya nyeri dada , catat waktu ,  faktor - faktor penyulit / pencetus, catat tanda -  tanda nonverbal dari rasa tidak nyaman seperti kelemahan, ketegangan otot dan menangis.
Lokasi nyeri perikarditis pada bagian substernal menjalar ke leher dan punggung. Nyeri tersebut akan bertambah pada saat inpirasi dalam, perubahan posisi, dan berkurang pada saat duduk/bersandar ke depan.
Catatan: Nyeri dada ini ada atau tidaknya pada endokarditis/miokarditis tergantung adanya iskemi.

Pelihara atau ciptakan lingkungan yang tenang dan tindakan yang menyenangkan seperti perubahan posisi, beri kompres dingin atau hangat, dukungan mental, dan sebagainya.

Tindakan - tindakan tersebut dapat mengurangi ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
Kolaboratif:
Berikan obat - obatan sesuai indikasi:
Nonsteroid, seperti:  ndometachin (indosin), ASA (aspirin).
Antipiretik, seperti: ASA / Asetaminophen (Tylenol) , Steroid.
Berikan oksigen sesuai indikasi.

Dapat mencegah timbulnya nyeri atau mengurangi respon inflamasi.

Untuk mengurangi demam dan memberikan rasa nyaman.
Berikan untuk gejala lebih lanjut.

Memaksimalkan kemampuan pemakaian oksigen untuk mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia.


Dx 2
KH :
©      Peningkatan  kemampuan aktifitas
©      Pengurangan tanda-tanda fisiologik yang tidak sesuai
©      Mengungkapkan pentingnya aktifitas yang terbatas.
Tindakan keperawatan
Rasional
Independen:
Kaji respon aktifitas pasien. Catat adanya/timbulnya dan perubahan keluhan seperti kelemahan, kelelahan dan sesak napas saat beraktifitas.
Penurunan pengisian jantung/kardiak output akan menyebabkan cairan terkumpul pada rongga perikardial (bila ada perikarditis) yang pada akhirnya endokarditis dapat menimbulkan gangguan fungsi katub dan kecendrungan penurunan kardiak output.

Monitor denyut atau irama jantung /nada, takanan darah dan jumlah pernapasan, sebelum/sesudah dan selama aktifitas sesuai kebutuhan.
Membantu menggambarkan tingkat dekompensasi jantung dan paru. Penurunan tekanan darah, takikardi, dan takipnea adalah indikasi gangguan aktifitas jantung.

Pertahankan bedrest selama periode demam dan sesuai indikasi.
Kendalikan perubahan infeksi selama fase akut pada endokarditis.
Catatan: Demam meningkatkan kebutuhan dan kosumsi oksigen, karenanya meningkatkan kerja jantung dan mengurangi kemampuan beraktifitas.

Rencanakan perawatan dengan pengaturan istirahat/periode tidur.
Memelihara keseimbangan kebutuhan aktifitas jantung, meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional.

Kaji kemampuan pasien dengan program latihan berkala sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur. Catat respon gejala vital dan peningkatan kemampuan beraktifitas.


Evaluasi respon emosional terhadap situasi/pemberian support.
Kecemasan akan timbul karena infeksi dan kardiak respon (psikologik). Tingkat kekhawatiran dan kebutuhan pasien akan koping emosional yang baik ditimbulkan oleh kemungkinan sakit yang mengancam kehidupan. Dukungan dan support dibutuhkan untuk menghadapi kemungknan frustasi karena hospitalisasi yang lama/periode penyembuhan

Kolaborasi:
Berikan terapi oksigen sesuai indikasi.


Dx 3
KH :
©      Berkurangnya keluhan sesak napas/dyspnea, angina dan disritmia.
©      Identifikasi perilaku untuk mengurangi kerja jantung.
Tindakan keperawatan
Rasional
Independen :
Monitor jumlah dan irama nadi/jantung
Takikardi dan disritmia dapat terjadi sebagai usaha jantung untuk meningkatkan output sebagai respon terhadap demam, hipoksia, dan asidosis sehubungan dengan iskemia.

Auskultasi suara jantung.Catat bunyi murmur, S3 dan S4 Gallop
Membantu deteksi dini adanya kompliksi seperti CHF dan kardiak tamponade.

Pertahankan bedrest dalam posisi semi fowler.
Mengurangi kerja jantung dan memaksimalkan cardiac output

Berikan tindakan untuk rasa nyaman seperti perubahan posisi dan perubahan aktifitas.
Meningkatkan relaksasi dan memberikan perhatian.

Berikan tehnik manegament stres seperti latihan napas .
Berguna untuk mengontrol kecemasan, meningkatkan relaksasi dan mengurangi kerja jantung dan cardiac output.

Observasi adanya nadi yang cepat, hipotansi, peningkatan CVP/JVD, perubahan suara jantung,  penurunan tingkat kesadaran.
Manifestasi klinik pada cardiac tamponade yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika akumulasi cairan eksudat pada rongga perikardial mengurangi pengisian jantung dan cardiac output.

Evaluasi keluhan kelelahan, sesak napas, prepitasi,  nyeri dada yang terus -menerus. Catat adanya pertambahan suara pernapasan, demam.

Manifestasi CHF akibat endokarditis (infeksi/disfungsi katub)
Kolaborasi:
Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
Meningkatkan penggunakan oksigen dan mengurangi efek metabolisme anaerob yang dapat terjadi sebagai akibat dari hipoksia dan asidosis.

Berikan terapi sesuai indikasi seperti diuretika dan digitalis.

Berikan antibiotika dan antimicroba intravena


Persiapkan klien untuk operasi sesuai indikasi.
Dapat diberikan untuk meningkatkan kontraksi otot jantung dan mengurangi kerja jantung yang berlebihan pada CHF.
Diberikan untuk patogen tertentu (pada endokarditis, perikarditis, miokarditis) untuk mencegah kerusakan/gangguan lebih lanjut.
Penggantian katub perlu untuk memperbaiki cardiac output (perikarditis). Perikardiaktomi mungkin juga dilakukan karena adanya akumulasi yang berlebihan cairan  perikardial atau adanya jaringan parut dan kontriksi fungsi jantung (perikarditis)

Dx 4
KH :
©      Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat sesuai dengan kebiasaan individu seperti kebiasaan makan, tanda-tanda vital yang pasti, kehangatan, tekanan nadi perifer, keseimbangan intake dan output.
Tindakan keperawatan
Rasional
Independen:
Evaluasi status mental. Catat adanya hemiparalisis aphasia, muntah, peningkatan tekanan darah.

Indikasi adanya emboli sistemik ke otak.
Kaji nyeri dada, dispnea yang tiba-tiba ditandai dengan takipnea, nyeri pleuritis, cyanosis.
Emboli arterial pada jantung atau organ penting lain dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung atau disritmia kronik.
Kongesti vena dapat menunjukan tempat trombus pada vena-vena yang dalam dan emboli paru.
Observasi oedema pada ekstremitas. Catat kecendrungan / lokasi nyeri, tanda-tanda Homan positif.
Inaktifitas / bedrest yang lama dapat menimbulkan terjadinya kongesti vena dan trombosis vena.

Observasi adanya hematuria yang ditandai oleh nyeri pinggang dan oliguria.
Indikasi adanya emboli ginjal
Catat keluhan nyeri perut kiri atas menjalar ke bahu, kelemahan lokal, abdominalngiditas
Indikasi emboli kandung empedu
Meningkatkan/mempertahankan bedrest sesuai dengan anjuran
Untuk membantu mencegah peyebaran atau perpindahan emboli pada pasien dengan endokarditis. Pada bedrest yang lama (sering dilakukan oleh pasien dengan endokarditis dan miokarditis) beresiko untk mengalami tromboemboli.
Kolaborasi
Gunakan stoking antiemboli sesuai indikasi


Menggunakan sirkulasi perifer dan arus balik vena  dan mengurangi resiko trombus pada vena superfisial/vena yang lebih dalam.
Berikan antikoagulan seperti heparin, warfarin (coumadin)
Heparin dapat digunakan secara propilaksi pada pasien dengan bedrest yang lama seperti sepsis atau CHF dan sebelum atau sesudah operasi penggantian katub. Catatan heparin merupakan kontradiksi pada perikarditis dan cardiac tamponade.
Coumadin adalah pengobatan jangka panjang yang digunakan untuk setelah penggatian katub atau pada emboli perifer.

Dx 5
KH :
©      Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan dengan kemungkinan komplikasi.
©      Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Tindakan keperawatan
Rasional
Independen:
Jelaskan effek emosi inflamasi pada jantung secara individual. Berikan penjelasan mengenai gejala-gejala komplikasi dan tanda-tanda tersebut harus segera dilaporkan pada petugas kesehatan seperti demam, peningkatan nyeri dada yang luar biasa, bertambahnya keterbatasan beraktifitas.

Untuk bertanggung jawab kepada kesehatannya, pasien membutuhkan pengertian tentang penyebab khusus, tindakan dan efek jangka panjang yang mungkin terjadi pada kondisi inflamasi, baik tanda dan gejala atau komplikasinya.


Beritahukan pasien / orang terdekat mengenai dosis, aturan , dan efek pengobatan, diit yang dianjurkan, pembatasan aktifitas yang dapat dilakukan
Informasi dibutuhkan untuk meningkatkan perawatan diri, untuk menambah kejelasan efektifitas pengobatan dan mencegah komplikasi.

Jelaskan tentang pentingnya pengobatan antibiotik/antimikroba jangka panjang
Pemberian antibiotik/antimikroba yang lama baik selama di rumah sakit/di rumah dibutuhkan untuk mendapatkan hasil kultur darah yang negatif sebagai indikasi sembuhnya/hilangnya infeksi.

Diskusikan mengenai  prophylaksis penggunaan antibiotika .
Pasien dengan riwayat demam rematik termasuk resiko tinggi dan membutuhkan prophilaksis antibiotik jangka panjang. Pasien dengan masalah-masalah katub tanpa riwayat demam rematik membutuhkan antibiotika jangka pendek sebagai proteksi terhadap tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan transitnya bakteri, seperti pada gigi, tonsilektomi, pembedahan atau biopsi pada mukosa saluran pernapasan, broncoscopi, insisi, atau drainase infeksi jaringan dan tindakan urologi atau gastrointestinal dan kelahiran.

Identifikasi tindakan-tindakan untuk mencegah endokarditis seperti:
Perawatan gigi yang baik.
Cegah penderita agar tidak terkontaminasi infeksi(khususnya infeksi saluran pernapasan)
Bakteri umumnya didapatkan di dalam mulut. Pada gusi dapat masuk melalui sirkulasi sistemik.
Perkembangan infeksi khususnya infeksi streptokokus dan pnemokokus atau influensa meningkatkan kemungkinan resiko gangguan jantung.

Pilihlah metode yang tepat untuk KB (pada penderita wanita)
Penggunaan IUD dapat menjadikan mata rantai resiko terjadinya proses infeksi pelvis.

Hindari pemakaian obat suntik per intravenus sendiri.
Mengurangi resiko langsung terjadinya /
masuknya patogen melalui sirkulasi sistemik.

Meningkatkan cara hidup sehat seperti intake makanan yang baik, keseimbangan antara aktifitas dan istirahat, monitor status kesehatan dan adanya infeksi.

Meningkatkan sistem immun dan pertahanan terhadap infeksi.
Patuhi immunisasi seperti vaksin influensa sesuai indikasi
Mengurangi resiko terjadinya infekasi yang dapat menyebabkan infeksi jantung.

Identifikasi sumber-sumber pendukung yang memungkinkan untuk mempertahankan perawatan di rumah yang dibutuhkan.
Keterbatasan aktifitas dapat mengganggu kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Identifikasikan resiko faktor predisposisi dimana pasien dapat mengontrol seperti, penggunaan obat-obatan intravena   (endokarditis) dan cara pemecahan masalah.
Pasien dapat dimotivasi dengan adanya masalah-masalah jantung untuk berusaha berhenti menggunakan obat-obat terlarang atau perilaku yang merugikan.




 BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa;  akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas.
Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus aureus, stapilokokus aureus yang menyebabkan infeksi endokarditis subakut.

B.     Saran
Adapun saran kami dari penulis untuk para pembaca maupun untuk perawatan antara lain adalah :
Anjurkan klien untuk memelihara kebersihan, khususnya kebersihan mulut. Klien dianjurkan untuk menggosok gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari dan membersihkan mulut dengan air setelah sikat gigi. Klien diinstruksikan untuk meningkatkan perawatan kesehatannya, termasuk kebersihan gigi dan gusi, penggunaan kebutuhan antibiotik propilaksis dilakukan sesuai prosedur-prosedur diatas. Klien dapat menggunakan anti koagulan pada saat terjadinya perdarahan dan memonitor waktu pembekuan darah.
Perawatan di rumah sangat dibutuhkan sebagai tindak lanjut pada lingkungan rumah. Ini akan menjadi lebih penting bagi klien..   


daftar pustaka

Doenges Mariyn E, RN, BSN, MA, TS, Nursing Care Plans, Edition 3, F.A.Davis Company Philadelpia, 1993.

Ignatavicius Donna D., Medical Surgical Nursing: a nursing process approach, Philadelpia 1991.

Soeparman, DR, Dr, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 2 Jilid I , Balai Penerbit FKUI, Jakarta 1986

Tidak ada komentar:

Posting Komentar